Langsung ke konten utama

Tinggal Meninggal: Ketika Komedi, Kesepian, dan Luka Batin Bertemu di Satu Frame

  Sinopsis Tinggal Meninggal Gema adalah seorang pemuda canggung yang tak pernah benar-benar diperhatikan di kantornya. Namun, semua berubah ketika ayahnya meninggal dunia. Ucapan belasungkawa dan perhatian dari rekan-rekan kerjanya membuat Gema merasakan kehangatan yang selama ini asing baginya. Namun, perhatian itu hanya sebentar-begitu masa duka lewat, suasana kembali dingin seperti semula. Merasa hampa, Gema mulai memikirkan cara untuk kembali menjadi pusat perhatian. Dalam keputusasaan, ia mengambil jalan pintas dengan merangkai kebohongan demi kebohongan, seolah ada orang-orang terdekatnya yang kembali meninggal. Apa yang awalnya hanya akal-akalan kecil, perlahan berubah menjadi lingkaran masalah yang tak terduga, membawa Gema ke dalam situasi kacau yang semakin sulit dikendalikan. Review Pribadi 1,5 bulan sebelum rilis, DaengMin berkesempatan menyaksikan TingNing Comedy Show—yang merupakan bagian dari rangkaian promosi filmnya—hingga akhirnya hari ini filmnya resmi tayang. R...

Tinggal Meninggal: Ketika Komedi, Kesepian, dan Luka Batin Bertemu di Satu Frame

 

Tinggal Meninggal

Sinopsis Tinggal Meninggal

Gema adalah seorang pemuda canggung yang tak pernah benar-benar diperhatikan di kantornya. Namun, semua berubah ketika ayahnya meninggal dunia. Ucapan belasungkawa dan perhatian dari rekan-rekan kerjanya membuat Gema merasakan kehangatan yang selama ini asing baginya. Namun, perhatian itu hanya sebentar-begitu masa duka lewat, suasana kembali dingin seperti semula.

Merasa hampa, Gema mulai memikirkan cara untuk kembali menjadi pusat perhatian. Dalam keputusasaan, ia mengambil jalan pintas dengan merangkai kebohongan demi kebohongan, seolah ada orang-orang terdekatnya yang kembali meninggal. Apa yang awalnya hanya akal-akalan kecil, perlahan berubah menjadi lingkaran masalah yang tak terduga, membawa Gema ke dalam situasi kacau yang semakin sulit dikendalikan.

Review Pribadi

1,5 bulan sebelum rilis, DaengMin berkesempatan menyaksikan TingNing Comedy Show—yang merupakan bagian dari rangkaian promosi filmnya—hingga akhirnya hari ini filmnya resmi tayang. Rasanya seperti menunggu teman lama yang datang membawa cerita seru baru.

Sama seperti show-nya, film ini terasa fresh banget. Mulai dari genre yang tak banyak muncul, hingga cerita dan plot, semuanya segar dan tidak terjebak formula lama. Atmosfer yang dibangun di awal rada 'aneh', tapi terasa dekat, tapi 'canggung', tapi relevan, tapi 'bikin gak nyaman', tapi emang ada.

Ansambel cast-nya solid luar biasa. Omara tampil memikat. Mawar dan Ardit menghadirkan tektokan paling asyik dan natural. Mario, Shindy, Nada, dan Acho mendapatkan porsi pas, tanpa saling menutupi, mencuri peduli dengan karakternya masing-masing. Mereka berhasil menciptakan ke-awkward-an sekaligus kehangatan. Jared Ali sebagai Gema kecil pun patut diacungi jempol—perannya membekas di hati.

Jokes yang disajikan sebenarnya ringan, tetapi dieksekusi tepat sasaran. Ada momen getir, bahkan menyentuh, namun anehnya justru memunculkan senyum dan tawa. Soundtrack-nya manis dan mendukung suasana tanpa berlebihan. Visual tone-nya juga nyaman di mata. Untuk debut penyutradaraan Kristo Immanuel, ini adalah pencapaian yang sangat keren. Kristo dan Tjiu berhasil mendeliver story dengan baik.

Pada akhirnya, #TingNing bukan sekadar film komedi getir, tetapi juga pengingat bahwa manusia, seintrovert apa pun, tetaplah makhluk sosial yang butuh interaksi. Ada sentilan halus tentang eksistensi, trauma, relasi keluarga yang transaksional, bahkan kesehatan mental, yang disampaikan tanpa terkesan menggurui. Dan sebagai orang tua, film ini bisa menjadi pengingat untuk lebih peka terhadap anak, agar mereka tidak merasakan apa yang dirasakan Gema.

Salah satu film penting tahun ini—segar, hangat, dan meninggalkan kesan yang bertahan lama setelah lampu bioskop kembali menyala.

Rating: 9/10

Review by Irfanharr

Baca juga: Sore: Istri dari Masa Depan, Kisah Cinta yang Menembus Batas Waktu

Follow akun Instagram Seenema id untuk berbagai review film bagus lainnya!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Secrets We Keep: Misteri Hilangnya Au Pair yang Mengungkap Luka Sosial

Sinopsis Secrets We Keep Di sebuah kawasan elit di pinggiran Kopenhagen, hampir setiap keluarga mempekerjakan au pair asal Filipina. Cecilie (Marie Bach Hansen), seorang eksekutif sukses, hidup bersama suaminya Mike (Simon Sears) dan anak-anak mereka, dibantu oleh Angel (Excel Busano), au pair mereka yang setia. Kehidupan mereka yang tampak sempurna terguncang ketika Ruby (Donna Levkovski), sahabat Angel yang juga bekerja sebagai au pair untuk tetangga mereka, Rasmus (Lars Ranthe) dan Katarina (Danica Curcic), tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Cecilie merasa bersalah karena sebelumnya menolak permintaan bantuan Ruby yang ingin meninggalkan rumah majikannya. Bersama Angel dan detektif Aicha (Sara Fanta Traore), Cecilie mulai menyelidiki hilangnya Ruby. Penyelidikan ini membuka tabir rahasia kelam di balik kehidupan mewah komunitas mereka, termasuk eksploitasi, kekerasan seksual, dan penyalahgunaan kekuasaan. Review Pribadi Berjudul asli Reservatet, mini series Netflix dari Denmark ini t...

Dendam Malam Kelam: Adaptasi Film The Body Versi Indonesia

Sinopsis Dendam Malam Kelam Jefri (Arya Saloka), seorang dosen yang tiba-tiba diangkat menjadi direktur di perusahaan milik keluarga istrinya, Sofia (Marissa Anita), diam-diam menjalin hubungan terlarang dengan mahasiswinya, Sarah (Davina Karamoy). Demi melanggengkan hubungan gelap mereka, Jefri dan Sarah merencanakan pembunuhan terhadap Sofia. Setelah Sofia tewas, keduanya menyusun alibi untuk menghindari kecurigaan. Namun, situasi berubah ketika jasad Sofia tiba-tiba menghilang dari kamar mayat sebelum proses autopsi. Penyidik kepolisian Arya Pradana (Bront Palarae) ditugaskan untuk menyelidiki kasus ini. Seiring penyelidikan berjalan, berbagai misteri mulai terungkap, dan hubungan Jefri dan Sarah mulai retak akibat rasa bersalah dan kecurigaan. Pertanyaan pun muncul: apakah Sofia benar-benar meninggal, ataukah ada kekuatan lain yang bermain? Review Pribadi Film ini merupakan remake dari film Spanyol berjudul The Body (El Cuerpo), karya sutradara dan penulis naskah brilian Oriol Paul...

The Zone of Interest: Potret Kehidupan “Nyaman” di Tepi Auschwitz

  Sinopsis The Zone of Interest Rudolf Hoss adalah seorang kamerad Nazi yang bertugas di kamp konsentrasi Auschwitz. Dia punya rumah yang cukup besar, berlokasi tepat di samping kamp tersebut. Di dalamnya, dia tinggal bersama istrinya, Hedwig dan 5 anaknya. Hedwig adalah gambaran ibu rumah tangga yang “normal”. Sehari-harinya dia berusaha mewujudkan gambaran dream home-nya di masa kecil, suatu rumah yang nyaman, dengan pekarangan yang luas, kolam renang kecil untuk anak-anaknya, sembari berkebun beragam bunga, buah, dan sayuran. Penonton dapat menyaksikan bagaimana sempurna dan idealnya rumah keluarga Hoss ini, dengan Hedwig sebagai “Queen of Auschwitz”. Namun, rumah yang sempurna dan ideal itu berbagi tembok pembatas dengan kamp konsentrasi. Review Pribadi So, selagi penonton disuguhkan visualisasi betapa sempurnanya rumah Rudolf dan Hedwig, penonton juga bisa mendengar teriakan penjaga kamp, jeritan para penghuni, bahkan nyala api yang ganas dan juga asap-asap kamar gas yang meng...