Langsung ke konten utama

The Zone of Interest: Potret Kehidupan “Nyaman” di Tepi Auschwitz

  Sinopsis The Zone of Interest Rudolf Hoss adalah seorang kamerad Nazi yang bertugas di kamp konsentrasi Auschwitz. Dia punya rumah yang cukup besar, berlokasi tepat di samping kamp tersebut. Di dalamnya, dia tinggal bersama istrinya, Hedwig dan 5 anaknya. Hedwig adalah gambaran ibu rumah tangga yang “normal”. Sehari-harinya dia berusaha mewujudkan gambaran dream home-nya di masa kecil, suatu rumah yang nyaman, dengan pekarangan yang luas, kolam renang kecil untuk anak-anaknya, sembari berkebun beragam bunga, buah, dan sayuran. Penonton dapat menyaksikan bagaimana sempurna dan idealnya rumah keluarga Hoss ini, dengan Hedwig sebagai “Queen of Auschwitz”. Namun, rumah yang sempurna dan ideal itu berbagi tembok pembatas dengan kamp konsentrasi. Review Pribadi So, selagi penonton disuguhkan visualisasi betapa sempurnanya rumah Rudolf dan Hedwig, penonton juga bisa mendengar teriakan penjaga kamp, jeritan para penghuni, bahkan nyala api yang ganas dan juga asap-asap kamar gas yang meng...

Dune: Part Two – Epik Sci-Fi yang Masih Tetap Grande dan Memukau

Dune: Part Two – Epik Sci-Fi yang Masih Tetap Grande dan Memukau

Sinopsis

Film "Dune: Part Two" melanjutkan kisah epik Paul Atreides (diperankan oleh Timothée Chalamet) yang berusaha membalas dendam atas kehancuran keluarganya oleh House Harkonnen. 

Bersama ibunya, Lady Jessica (Rebecca Ferguson), Paul berhasil melarikan diri dan bergabung dengan suku Fremen di planet gurun Arrakis. Di sana, ia menjalin hubungan dengan Chani (Zendaya) dan mulai memahami budaya serta tradisi Fremen. 

Paul menghadapi dilema antara memimpin pemberontakan melawan Kaisar Padishah Shaddam IV dan House Harkonnen, atau memenuhi takdirnya sebagai Kwisatz Haderach, figur mesianik yang dinantikan. Perjalanan ini tidak hanya tentang balas dendam, tetapi juga pencarian jati diri dan pemahaman akan takdirnya yang berkaitan dengan nasib alam semesta.

Review Pribadi

Sejak awal film dimulai, nuansa grande masih konsisten terasa. Memasuki adegan pertarungan di gurun, rasa kagum sudah nggak bisa dibendung. Setiap detik, mulut menggumamkan ‘Wah…” sembari menikmati gambar yang bikin mata berbinar.

Dune: Part Two melanjutkan petualangan Paul dan Lady Jessica di gurun di tengah-tengah Fremen. Selain berusaha menyelamatkan diri, mereka juga berusaha melawan Harkonen dan kekaisaran yang jadi dalang penyerbuan Harkonen ke Atreides.

Di film kedua ini, konflik semakin kompleks, karakter bertambah banyak, informasi baru terus berdatangan. Hebatnya, semua itu bisa diramu dengan sangat adil. Durasi 2 jam 46 menit tanpa satu detik pun tersia-sia.

Karakter Lady Jessica, Paul, dan Chani diperkuat. Karakter Princess Irulan diperkenalkan. Karakter Feyd-Rautha jadi lawan tangguh yang nggak sekadar numpang lewat. Masih gemetar rasanya setiap ingat seringaian Austin Butler yang menyeramkan itu.

Hat’s off untuk perkembangan karakter Paul, tapi sulit sekali untuk tidak mengagumi karakter Lady Jessica yang dengan ambisiusnya jadi penggerak cerita.

Dari Dune: Part Two kita belajar bahwa pengetahuan memang berbahaya. Tidak hanya uang, ternyata pengetahuan juga bisa menyuburkan benih karakter (baik atau buruk tergantung penafsiran) yang selama ini terkubur.

Dengan mudahnya, film ini menambahkan dirinya di daftar film sekuel yang berhasil melampaui film terdahulu. Masih jelas di ingatan, komentar saya setelah menonton Dune: Part One yaitu ‘cinematic experience yang mevvah.’

Sekarang, komentar yang sama untuk film kedua.

Sampai bulan Juni ini, Dune: Part Two masih jadi best movie of the year versi saya. Bagi yang belum sempat menikmatinya di layar lebar, Dune: Part Two sudah (lama) tayang di OTT langganan kalian itu.


Rating: ⭐⭐⭐⭐1/2

Review by Mandewi


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kuasa Gelap: Horor Religi Katolik Indonesia ala The Priests

  Sinopsis Kuasa Gelap Kuasa Gelap adalah film horor Indonesia yang dirilis pada 3 Oktober 2024, mengangkat tema eksorsisme dalam tradisi Katolik. Cerita berpusat pada Romo Thomas (Jerome Kurnia), yang mengalami krisis iman setelah kehilangan ibu dan adiknya dalam kecelakaan tragis.  Saat berniat mengundurkan diri, ia diberi tugas terakhir untuk membantu Romo Rendra (Lukman Sardi) melakukan eksorsisme terhadap Kayla (Lea Ciarachel), sahabat mendiang adiknya, yang mengalami kerasukan setelah bermain jelangkung untuk memanggil arwah ayahnya.  Selama proses eksorsisme, Romo Thomas dan Romo Rendra menghadapi iblis yang lebih kuat dari perkiraan mereka. Situasi semakin rumit ketika terungkap bahwa Maya (Astrid Tiar), ibu Kayla, menyimpan masa lalu kelam yang berkontribusi pada kerasukan tersebut. Iblis tidak hanya mengancam nyawa Kayla, tetapi juga Maya dan orang-orang di sekitar mereka. Review Pribadi Kuasa Gelap bisa dibilang salah satu horor religi Katolik pertama di Indone...

Jumbo: Petualangan Anak Berhati Besar yang Menghangatkan Hati

Sinopsis Jumbo Film animasi Indonesia berjudul "Jumbo" yang dirilis pada 31 Maret 2025 mengisahkan tentang Don, seorang anak laki-laki yang sering diejek karena tubuhnya yang besar.  Don memiliki buku dongeng peninggalan orang tuanya yang berjudul Pulau Gelembung dan berkeinginan untuk mementaskannya dalam sebuah pertunjukan bakat. Namun, seorang perundung bernama Atta mencuri buku tersebut, membuat Don putus asa. Dalam keputusasaan, Don bertemu dengan Meri, seorang gadis kecil misterius. Meri menemui Don untuk meminta bantuan demi menemukan orang tuanya.  Pertemuan ini membawa Don dan teman-temannya, Mae dan Nurman, dalam petualangan yang penuh makna. Sepanjang prosesnya, mereka harus menghadapi berbagai tantangan yang menguji keberanian dan persahabatan mereka. Review Pribadi Jumbo adalah salah satu film yang meramaikan libur Lebaran kali ini. Sebuah film animasi lokal yang berhasil mencuri perhatian dengan pendekatan cerita yang ringan namun penuh makna. Alurnya sangat mud...

Adolescence: Ketika Bullying Berujung pada Tragedi

  Sinopsis Adolescence Jamie Miller, seorang remaja 13 tahun, ditangkap atas tuduhan pembunuhan terhadap teman sekolahnya, Katie Leonard. Penangkapan Jamie menggemparkan keluarganya dan komunitas sekitarnya, memaksa mereka menghadapi kenyataan pahit dan mencari jawaban atas tindakan Jamie.  Melalui proses investigasi dan sesi dengan psikolog forensik, terungkap bahwa Jamie mengalami perundungan kronis melalui media sosial. Teman-teman sekelasnya, termasuk Katie, menargetkannya dengan sebutan seperti "incel" dan komentar merendahkan lainnya. Jamie mulai menginternalisasi pandangan negatif ini, yang memengaruhi perilakunya secara signifikan.  Sementara itu, keluarganya harus menghadapi tekanan dan stigma dari masyarakat, berjuang untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana menghadapi situasi tersebut. Review Pribadi Akting, plot, dan penyutradaraannya memang kelas! Tapi, yang paling menarik menurut saya adalah teknik sinematografi one-shot. Setiap episode dalam...