Langsung ke konten utama

Sore: Istri dari Masa Depan, Kisah Cinta yang Menembus Batas Waktu

Sinopsis Sore: Istri dari Masa Depan Jonathan, seorang fotografer idealis asal Indonesia yang tinggal di Kroasia, hidup menyendiri dengan kebiasaan buruk—minum-minuman keras, merokok, dan sering begadang.  Suatu pagi, muncul seorang perempuan misterius bernama Sore, yang mengaku sebagai istrinya dari masa depan. Kehadirannya awalnya disambut dengan skeptis oleh Jonathan.  Sore datang dengan misi penting: menyelamatkan Jonathan dari masa depan buruk yang menantinya—disebut-sebut bahwa Jonathan bakal meninggal akibat serangan jantung.  Untuk mencegah hal itu, Sore perlahan membenahi gaya hidup Jonathan, mulai dari membuang alkohol dan rokok, mengatur pola tidur dan makanan, mengajak berolahraga (lari pagi). Sore pun menunjukkan pengorbanan fisik akibat perjalanan waktu: seperti mimisan hingga pingsan.  Ceritanya berkembang sebagai sebuah perjalanan emosional yang intens. Jonathan digiring untuk menghadapi realitas, tentang masa depan, pilihan hidup, dan cinta waktu. Re...

Dune: Part Two – Epik Sci-Fi yang Masih Tetap Grande dan Memukau

Dune: Part Two – Epik Sci-Fi yang Masih Tetap Grande dan Memukau

Sinopsis

Film "Dune: Part Two" melanjutkan kisah epik Paul Atreides (diperankan oleh Timothée Chalamet) yang berusaha membalas dendam atas kehancuran keluarganya oleh House Harkonnen. 

Bersama ibunya, Lady Jessica (Rebecca Ferguson), Paul berhasil melarikan diri dan bergabung dengan suku Fremen di planet gurun Arrakis. Di sana, ia menjalin hubungan dengan Chani (Zendaya) dan mulai memahami budaya serta tradisi Fremen. 

Paul menghadapi dilema antara memimpin pemberontakan melawan Kaisar Padishah Shaddam IV dan House Harkonnen, atau memenuhi takdirnya sebagai Kwisatz Haderach, figur mesianik yang dinantikan. Perjalanan ini tidak hanya tentang balas dendam, tetapi juga pencarian jati diri dan pemahaman akan takdirnya yang berkaitan dengan nasib alam semesta.

Review Pribadi

Sejak awal film dimulai, nuansa grande masih konsisten terasa. Memasuki adegan pertarungan di gurun, rasa kagum sudah nggak bisa dibendung. Setiap detik, mulut menggumamkan ‘Wah…” sembari menikmati gambar yang bikin mata berbinar.

Dune: Part Two melanjutkan petualangan Paul dan Lady Jessica di gurun di tengah-tengah Fremen. Selain berusaha menyelamatkan diri, mereka juga berusaha melawan Harkonen dan kekaisaran yang jadi dalang penyerbuan Harkonen ke Atreides.

Di film kedua ini, konflik semakin kompleks, karakter bertambah banyak, informasi baru terus berdatangan. Hebatnya, semua itu bisa diramu dengan sangat adil. Durasi 2 jam 46 menit tanpa satu detik pun tersia-sia.

Karakter Lady Jessica, Paul, dan Chani diperkuat. Karakter Princess Irulan diperkenalkan. Karakter Feyd-Rautha jadi lawan tangguh yang nggak sekadar numpang lewat. Masih gemetar rasanya setiap ingat seringaian Austin Butler yang menyeramkan itu.

Hat’s off untuk perkembangan karakter Paul, tapi sulit sekali untuk tidak mengagumi karakter Lady Jessica yang dengan ambisiusnya jadi penggerak cerita.

Dari Dune: Part Two kita belajar bahwa pengetahuan memang berbahaya. Tidak hanya uang, ternyata pengetahuan juga bisa menyuburkan benih karakter (baik atau buruk tergantung penafsiran) yang selama ini terkubur.

Dengan mudahnya, film ini menambahkan dirinya di daftar film sekuel yang berhasil melampaui film terdahulu. Masih jelas di ingatan, komentar saya setelah menonton Dune: Part One yaitu ‘cinematic experience yang mevvah.’

Sekarang, komentar yang sama untuk film kedua.

Sampai bulan Juni ini, Dune: Part Two masih jadi best movie of the year versi saya. Bagi yang belum sempat menikmatinya di layar lebar, Dune: Part Two sudah (lama) tayang di OTT langganan kalian itu.


Rating: ⭐⭐⭐⭐1/2

Review by Mandewi


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Secrets We Keep: Misteri Hilangnya Au Pair yang Mengungkap Luka Sosial

Sinopsis Secrets We Keep Di sebuah kawasan elit di pinggiran Kopenhagen, hampir setiap keluarga mempekerjakan au pair asal Filipina. Cecilie (Marie Bach Hansen), seorang eksekutif sukses, hidup bersama suaminya Mike (Simon Sears) dan anak-anak mereka, dibantu oleh Angel (Excel Busano), au pair mereka yang setia. Kehidupan mereka yang tampak sempurna terguncang ketika Ruby (Donna Levkovski), sahabat Angel yang juga bekerja sebagai au pair untuk tetangga mereka, Rasmus (Lars Ranthe) dan Katarina (Danica Curcic), tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Cecilie merasa bersalah karena sebelumnya menolak permintaan bantuan Ruby yang ingin meninggalkan rumah majikannya. Bersama Angel dan detektif Aicha (Sara Fanta Traore), Cecilie mulai menyelidiki hilangnya Ruby. Penyelidikan ini membuka tabir rahasia kelam di balik kehidupan mewah komunitas mereka, termasuk eksploitasi, kekerasan seksual, dan penyalahgunaan kekuasaan. Review Pribadi Berjudul asli Reservatet, mini series Netflix dari Denmark ini t...

Dendam Malam Kelam: Adaptasi Film The Body Versi Indonesia

Sinopsis Dendam Malam Kelam Jefri (Arya Saloka), seorang dosen yang tiba-tiba diangkat menjadi direktur di perusahaan milik keluarga istrinya, Sofia (Marissa Anita), diam-diam menjalin hubungan terlarang dengan mahasiswinya, Sarah (Davina Karamoy). Demi melanggengkan hubungan gelap mereka, Jefri dan Sarah merencanakan pembunuhan terhadap Sofia. Setelah Sofia tewas, keduanya menyusun alibi untuk menghindari kecurigaan. Namun, situasi berubah ketika jasad Sofia tiba-tiba menghilang dari kamar mayat sebelum proses autopsi. Penyidik kepolisian Arya Pradana (Bront Palarae) ditugaskan untuk menyelidiki kasus ini. Seiring penyelidikan berjalan, berbagai misteri mulai terungkap, dan hubungan Jefri dan Sarah mulai retak akibat rasa bersalah dan kecurigaan. Pertanyaan pun muncul: apakah Sofia benar-benar meninggal, ataukah ada kekuatan lain yang bermain? Review Pribadi Film ini merupakan remake dari film Spanyol berjudul The Body (El Cuerpo), karya sutradara dan penulis naskah brilian Oriol Paul...

The Zone of Interest: Potret Kehidupan “Nyaman” di Tepi Auschwitz

  Sinopsis The Zone of Interest Rudolf Hoss adalah seorang kamerad Nazi yang bertugas di kamp konsentrasi Auschwitz. Dia punya rumah yang cukup besar, berlokasi tepat di samping kamp tersebut. Di dalamnya, dia tinggal bersama istrinya, Hedwig dan 5 anaknya. Hedwig adalah gambaran ibu rumah tangga yang “normal”. Sehari-harinya dia berusaha mewujudkan gambaran dream home-nya di masa kecil, suatu rumah yang nyaman, dengan pekarangan yang luas, kolam renang kecil untuk anak-anaknya, sembari berkebun beragam bunga, buah, dan sayuran. Penonton dapat menyaksikan bagaimana sempurna dan idealnya rumah keluarga Hoss ini, dengan Hedwig sebagai “Queen of Auschwitz”. Namun, rumah yang sempurna dan ideal itu berbagi tembok pembatas dengan kamp konsentrasi. Review Pribadi So, selagi penonton disuguhkan visualisasi betapa sempurnanya rumah Rudolf dan Hedwig, penonton juga bisa mendengar teriakan penjaga kamp, jeritan para penghuni, bahkan nyala api yang ganas dan juga asap-asap kamar gas yang meng...