Langsung ke konten utama

Tukar Takdir: Di Antara Sisa Reruntuhan dan Rasa Bersalah

Sinopsis Tukar Takdir Penerbangan Jakarta Airways 79 hilang kontak dan ketika ditemukan, Rawa (Nicholas Saputra) adalah satu-satunya penumpang yang selamat membawa pulang luka-luka dan trauma. Selain menjadi saksi dalam investigasi jatuhnya pesawat, Rawa juga menjadi penyambung duka maupun amarah putri tunggal dari pilot, Zahra (Adhisty Zara) dan istri penumpang yang bertukar tempat duduk dengannya, Dita (Marsha Timothy). Review Pribadi Reuni Mouly Surya bersama Nicholas Saputra dan Marsha Timothy akhirnya terwujud lewat Tukar Takdir. Kolaborasi ini menarik sejak awal, terlebih karena filmnya mengusung genre petaka yang jarang digarap dalam perfilman lokal. Premis ceritanya sederhana, namun di tangan Mouly Surya, eksekusinya terasa matang. Alur yang rapi dan pendekatan naratif yang tenang tetapi menghantam emosi penonton, membuat kisahnya hidup. Film ini menggarisbawahi satu pesan penting: setiap orang memiliki cara berbeda dalam menghadapi tragedi dan menerima kehilangan, sejalan deng...

Adolescence: Ketika Bullying Berujung pada Tragedi

 

Adolescence: Ketika Bullying Berujung pada Tragedi

Sinopsis Adolescence

Jamie Miller, seorang remaja 13 tahun, ditangkap atas tuduhan pembunuhan terhadap teman sekolahnya, Katie Leonard. Penangkapan Jamie menggemparkan keluarganya dan komunitas sekitarnya, memaksa mereka menghadapi kenyataan pahit dan mencari jawaban atas tindakan Jamie. 

Melalui proses investigasi dan sesi dengan psikolog forensik, terungkap bahwa Jamie mengalami perundungan kronis melalui media sosial. Teman-teman sekelasnya, termasuk Katie, menargetkannya dengan sebutan seperti "incel" dan komentar merendahkan lainnya. Jamie mulai menginternalisasi pandangan negatif ini, yang memengaruhi perilakunya secara signifikan. 

Sementara itu, keluarganya harus menghadapi tekanan dan stigma dari masyarakat, berjuang untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana menghadapi situasi tersebut.

Review Pribadi

Akting, plot, dan penyutradaraannya memang kelas! Tapi, yang paling menarik menurut saya adalah teknik sinematografi one-shot. Setiap episode dalam series ini direkam dalam satu pengambilan gambar kontinu tanpa pemotongan. 

Pendekatan ini menciptakan pengalaman menonton yang imersif dan menegangkan, seolah-olah penonton menyaksikan peristiwa secara real-time. 

As far as I know, menerapkan teknik one-shot memerlukan persiapan yang sangat matang. Sutradara Philip Barantini dan sinematografer Matthew Lewis melakukan perencanaan detail dan latihan intensif bersama para aktor untuk memastikan setiap adegan berjalan lancar. Terutama saat harus berganti dari scene satu dengan yang lainnya.

Bahkan, kabarnya mereka juga kudu latihan koreografi untuk menyelaraskan pergerakan kamera dengan aksi para aktor. 

Untuk mendukung pengambilan gambar yang mulus, tim produksi menggunakan kamera DJI Ronin 4D. Kamera ini memungkinkan transisi yang seamless antara pengambilan gambar handheld dan drone, sehingga adegan dapat berpindah dari dalam ruangan ke luar ruangan tanpa pemotongan. 

Salah satu contoh menonjol adalah adegan di episode kedua. Ini paling—bener-bener harus diapresiasi—ketika kamera berpindah dari dalam sekolah, terbang melintasi kota, dan mendarat di lokasi memorial. Ini tuh semuanya dilakukan dalam satu pengambilan gambar kontinu. LITERALLY NO CUTS!

Konon, setiap episode dialokasikan waktu tiga minggu untuk produksi. Minggu pertama digunakan untuk latihan adegan demi adegan hingga menjadi "muscle memory" bagi para aktor. Minggu kedua melibatkan kru teknis untuk menyusun transisi dan pergerakan kamera. Minggu terakhir dipakai untuk pengambilan gambar sebenarnya, dengan target sepuluh pengambilan per episode. 

Hasilnya? Suspense-nya dapet dan sangat realistis. Adegan pembunuhannya sendiri bisa dikatakan hampir tidak ada. Cuma ada diceritakan dalam dialog dan ada sedikit footage yang gak gitu jelas diperlihatkan di video laptop. Tapi, sampai selesai, berat betul di rasa dan pikiran.

Menontonnya bener-bener kerasa seolah-olah jadi bagian dari peristiwa yang terjadi. Emosi dan dinamika karakter pun jadi terasa sampai ke gerakan-gerakan mimiknya, sorot matanya. Jadi lebih intim, tanpa distraksi dari pemotongan adegan. 

Secara keseluruhan, penerapan teknik one-shot dalam serial Adolescence enggak hanya menunjukkan keahlian teknis yang luar biasa. Hal ini juga memperkaya narasi dengan memberikan kedalaman emosional yang kuat, menjadikannya salah satu tontonan yang patut diapresiasi di Netflix.

Rating 8/10

Review MakCar


Follow akun Instagram Seenema.id untuk berbagai review film bagus lainnya!

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Secrets We Keep: Misteri Hilangnya Au Pair yang Mengungkap Luka Sosial

Sinopsis Secrets We Keep Di sebuah kawasan elit di pinggiran Kopenhagen, hampir setiap keluarga mempekerjakan au pair asal Filipina. Cecilie (Marie Bach Hansen), seorang eksekutif sukses, hidup bersama suaminya Mike (Simon Sears) dan anak-anak mereka, dibantu oleh Angel (Excel Busano), au pair mereka yang setia. Kehidupan mereka yang tampak sempurna terguncang ketika Ruby (Donna Levkovski), sahabat Angel yang juga bekerja sebagai au pair untuk tetangga mereka, Rasmus (Lars Ranthe) dan Katarina (Danica Curcic), tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Cecilie merasa bersalah karena sebelumnya menolak permintaan bantuan Ruby yang ingin meninggalkan rumah majikannya. Bersama Angel dan detektif Aicha (Sara Fanta Traore), Cecilie mulai menyelidiki hilangnya Ruby. Penyelidikan ini membuka tabir rahasia kelam di balik kehidupan mewah komunitas mereka, termasuk eksploitasi, kekerasan seksual, dan penyalahgunaan kekuasaan. Review Pribadi Berjudul asli Reservatet, mini series Netflix dari Denmark ini t...

Dendam Malam Kelam: Adaptasi Film The Body Versi Indonesia

Sinopsis Dendam Malam Kelam Jefri (Arya Saloka), seorang dosen yang tiba-tiba diangkat menjadi direktur di perusahaan milik keluarga istrinya, Sofia (Marissa Anita), diam-diam menjalin hubungan terlarang dengan mahasiswinya, Sarah (Davina Karamoy). Demi melanggengkan hubungan gelap mereka, Jefri dan Sarah merencanakan pembunuhan terhadap Sofia. Setelah Sofia tewas, keduanya menyusun alibi untuk menghindari kecurigaan. Namun, situasi berubah ketika jasad Sofia tiba-tiba menghilang dari kamar mayat sebelum proses autopsi. Penyidik kepolisian Arya Pradana (Bront Palarae) ditugaskan untuk menyelidiki kasus ini. Seiring penyelidikan berjalan, berbagai misteri mulai terungkap, dan hubungan Jefri dan Sarah mulai retak akibat rasa bersalah dan kecurigaan. Pertanyaan pun muncul: apakah Sofia benar-benar meninggal, ataukah ada kekuatan lain yang bermain? Review Pribadi Film ini merupakan remake dari film Spanyol berjudul The Body (El Cuerpo), karya sutradara dan penulis naskah brilian Oriol Paul...

A Working Man: Jason Statham Tampil Gahar dengan Gaya Blue-Collar

Sinopsis A Working Man Levon Cade (Jason Statham) adalah mantan Royal Marine Commando yang kini bekerja sebagai mandor konstruksi di Chicago. Ia tak hanya mencintai pekerjaannya, tapi juga menjalin ikatan erat dengan keluarga majikannya, Garcia—Joe, Carla, dan putri mereka, Jenny. Di samping itu, Levon tengah berjuang untuk mendapat hak asuh anaknya sendiri, Merry, setelah kematian istrinya dan konflik dengan mertuanya yang menolak ia bertemu anaknya. Dalam suatu malam, Jenny diculik oleh sindikat Bratva (mafia Rusia). Orangtuanya melapor ke polisi tapi tak mendapat hasil, hingga mereka meminta bantuan kepada Levon. Awalnya, Levon menolak karena ingin menjauhi masa lalunya. Namun setelah didesak oleh sahabatnya, Gunny (teman veteran buta yang pernah berperang bersamanya), ia pun setuju. Review Pribadi Well, ini sebuah film banal sebenarnya. Mantan sesuatu yang jagoan jadi orang biasa, terus harus nolong orang. Bener-bener cuma “jualan” nama Statham. Dan, yah seperti biasa, Statham mema...