Langsung ke konten utama

The Zone of Interest: Potret Kehidupan “Nyaman” di Tepi Auschwitz

  Sinopsis The Zone of Interest Rudolf Hoss adalah seorang kamerad Nazi yang bertugas di kamp konsentrasi Auschwitz. Dia punya rumah yang cukup besar, berlokasi tepat di samping kamp tersebut. Di dalamnya, dia tinggal bersama istrinya, Hedwig dan 5 anaknya. Hedwig adalah gambaran ibu rumah tangga yang “normal”. Sehari-harinya dia berusaha mewujudkan gambaran dream home-nya di masa kecil, suatu rumah yang nyaman, dengan pekarangan yang luas, kolam renang kecil untuk anak-anaknya, sembari berkebun beragam bunga, buah, dan sayuran. Penonton dapat menyaksikan bagaimana sempurna dan idealnya rumah keluarga Hoss ini, dengan Hedwig sebagai “Queen of Auschwitz”. Namun, rumah yang sempurna dan ideal itu berbagi tembok pembatas dengan kamp konsentrasi. Review Pribadi So, selagi penonton disuguhkan visualisasi betapa sempurnanya rumah Rudolf dan Hedwig, penonton juga bisa mendengar teriakan penjaga kamp, jeritan para penghuni, bahkan nyala api yang ganas dan juga asap-asap kamar gas yang meng...

Control Freak: Sang Motivator yang Tak Mampu Menolong Diri Sendiri

Control Freak: Sang Motivator yang Tak Mampu Menolong Diri Sendiri

Sinopsis Control Freak

Valerie "Val" Nguyen (diperankan oleh Kelly Marie Tran) adalah seorang pembicara motivasi sukses yang tengah mempersiapkan tur internasionalnya. Namun, di balik kesuksesannya, Val menyimpan rahasia: dorongan tak terkendali untuk menggaruk bagian belakang kepalanya. Dorongan ini semakin parah setelah kematian ibunya, Chi, dalam kecelakaan perahu saat Val masih kecil.

Ketika Val membutuhkan akta kelahirannya untuk keperluan tur, ia terpaksa menghubungi kembali keluarganya yang telah lama terasing. Bibi Thuy mengarahkannya kepada ayahnya, Sang, seorang mantan tentara yang kini menjadi biksu. Hubungan mereka tegang karena trauma masa lalu, termasuk kematian Chi dan sejarah kecanduan Sang.

Sang menceritakan kisah rakyat Vietnam tentang Sanshi, roh parasit yang mengendalikan inangnya hingga kehancuran. Val awalnya skeptis, namun setelah menemukan foto-foto lama ibunya dengan ruam misterius, ia mulai percaya bahwa kutukan itu nyata.

Review Pribadi

Hal pertama yang bikin bingung setelah nonton film ini: kenapa judulnya Control Freak? Soalnya sepanjang film, kesan “freak karena ingin mengontrol” tuh nggak terlalu kelihatan di permukaan. Tapi makin dipikir-pikir, ternyata judul itu cukup dalam maknanya. Nggak literal, tapi lebih ke simbolik dan psikologis.

Val, karakter utama, digambarkan sebagai pembicara motivasi yang sukses banget. Kelihatannya sih hidupnya teratur dan rapi. Tapi ternyata, dia punya dorongan aneh yang nggak bisa dia tahan—selalu ingin menggaruk bagian belakang kepalanya. Dorongan itu makin parah setelah ibunya meninggal. 

Kebiasaannya itu ternyata bukan sekadar gangguan biasa. Ini semacam simbol dari konflik yang dia alami. Di luar, dia tampil sempurna. Tapi di dalam, pikirannya porak-poranda. Ada tekanan besar buat kelihatan kuat, padahal sebenarnya dia sedang berjuang sendirian.

Film ini nunjukin gimana trauma masa lalu bisa muncul lagi dalam bentuk yang nggak kita duga. Bukan cuma bikin sakit hati, tapi bisa bikin sakit secara fisik juga. Val terus berusaha ngatur hidupnya supaya tetap “on track”. Tapi justru karena terlalu ingin mengontrol semuanya, dia malah makin hancur. Obsesi itu malah berubah jadi sesuatu yang merusak dirinya sendiri.

Ada juga elemen mitos yang cukup kuat. Sanshi, roh parasit dari cerita rakyat Vietnam, hadir bukan cuma buat serem-sereman. Ia jadi lambang dari trauma yang menurun. Luka batin yang nggak disembuhkan, bisa terus nyangkut sampai ke generasi selanjutnya. Jadi semacam kutukan yang nggak putus-putus.

Yang menarik, Val ini juga mewakili fenomena yang sering kita lihat sekarang—budaya motivasi diri alias self-help. Pesannya selalu sama: harus kuat, harus positif, harus bisa kendalikan diri. Tapi film ini kayak mau bilang, kadang kita butuh berhenti sok kuat dan mulai minta bantuan. Karena emosi manusia tuh nggak bisa disetelin kayak tombol.

Melihat semua simbol dan metafora di atas, harusnya ini memang jadi film yang menarik. Mungkin kayak Mother!-nya Jlaw? Tapi sayangnya enggak. Klimaksnya gak rapi, dan malah jadi antiklimaks. Dalam beberapa waktu, film ini akan sudah dilupakan.

Rating 4/10

Review by MakCar

Baca juga: Companion: Karena Bukan Cuma Manusia yang Bisa Tersakiti

Follow akun Instagram Seenema id untuk berbagai review film bagus lainnya!

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kuasa Gelap: Horor Religi Katolik Indonesia ala The Priests

  Sinopsis Kuasa Gelap Kuasa Gelap adalah film horor Indonesia yang dirilis pada 3 Oktober 2024, mengangkat tema eksorsisme dalam tradisi Katolik. Cerita berpusat pada Romo Thomas (Jerome Kurnia), yang mengalami krisis iman setelah kehilangan ibu dan adiknya dalam kecelakaan tragis.  Saat berniat mengundurkan diri, ia diberi tugas terakhir untuk membantu Romo Rendra (Lukman Sardi) melakukan eksorsisme terhadap Kayla (Lea Ciarachel), sahabat mendiang adiknya, yang mengalami kerasukan setelah bermain jelangkung untuk memanggil arwah ayahnya.  Selama proses eksorsisme, Romo Thomas dan Romo Rendra menghadapi iblis yang lebih kuat dari perkiraan mereka. Situasi semakin rumit ketika terungkap bahwa Maya (Astrid Tiar), ibu Kayla, menyimpan masa lalu kelam yang berkontribusi pada kerasukan tersebut. Iblis tidak hanya mengancam nyawa Kayla, tetapi juga Maya dan orang-orang di sekitar mereka. Review Pribadi Kuasa Gelap bisa dibilang salah satu horor religi Katolik pertama di Indone...

Jumbo: Petualangan Anak Berhati Besar yang Menghangatkan Hati

Sinopsis Jumbo Film animasi Indonesia berjudul "Jumbo" yang dirilis pada 31 Maret 2025 mengisahkan tentang Don, seorang anak laki-laki yang sering diejek karena tubuhnya yang besar.  Don memiliki buku dongeng peninggalan orang tuanya yang berjudul Pulau Gelembung dan berkeinginan untuk mementaskannya dalam sebuah pertunjukan bakat. Namun, seorang perundung bernama Atta mencuri buku tersebut, membuat Don putus asa. Dalam keputusasaan, Don bertemu dengan Meri, seorang gadis kecil misterius. Meri menemui Don untuk meminta bantuan demi menemukan orang tuanya.  Pertemuan ini membawa Don dan teman-temannya, Mae dan Nurman, dalam petualangan yang penuh makna. Sepanjang prosesnya, mereka harus menghadapi berbagai tantangan yang menguji keberanian dan persahabatan mereka. Review Pribadi Jumbo adalah salah satu film yang meramaikan libur Lebaran kali ini. Sebuah film animasi lokal yang berhasil mencuri perhatian dengan pendekatan cerita yang ringan namun penuh makna. Alurnya sangat mud...

Adolescence: Ketika Bullying Berujung pada Tragedi

  Sinopsis Adolescence Jamie Miller, seorang remaja 13 tahun, ditangkap atas tuduhan pembunuhan terhadap teman sekolahnya, Katie Leonard. Penangkapan Jamie menggemparkan keluarganya dan komunitas sekitarnya, memaksa mereka menghadapi kenyataan pahit dan mencari jawaban atas tindakan Jamie.  Melalui proses investigasi dan sesi dengan psikolog forensik, terungkap bahwa Jamie mengalami perundungan kronis melalui media sosial. Teman-teman sekelasnya, termasuk Katie, menargetkannya dengan sebutan seperti "incel" dan komentar merendahkan lainnya. Jamie mulai menginternalisasi pandangan negatif ini, yang memengaruhi perilakunya secara signifikan.  Sementara itu, keluarganya harus menghadapi tekanan dan stigma dari masyarakat, berjuang untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi dan bagaimana menghadapi situasi tersebut. Review Pribadi Akting, plot, dan penyutradaraannya memang kelas! Tapi, yang paling menarik menurut saya adalah teknik sinematografi one-shot. Setiap episode dalam...