Sinopsis Rangga & Cinta
Cinta adalah seorang gadis SMA populer yang hidup dengan nyaman. Ia berbakat dan berprestasi, dikelilingi oleh sekelompok teman setia yang terdiri dari Alya yang bijak, Karmen yang tomboi, Maura yang centil, dan Milly yang telmi.
Suatu hari, Cinta mengikuti lomba menulis puisi tahunan di sekolahnya. Namun, Cinta tidak menang, pemenang lomba tersebut adalah seorang siswa bernama Rangga, yang namanya tidak begitu dikenal di sekolah tersebut.
Berawal dari kejadian tersebut, Cinta dan Rangga mulai tidak menyukai satu sama lain, yang lama-lama tumbuh menjadi asmara.
Review Pribadi
Jika Ada Apa Dengan Cinta? (2002) dulu berhasil menjadi ikon film remaja Indonesia, maka R&C rasanya bisa menjadi rebirth yang segar dan menyenangkan.
Kisahnya masih setia dengan AADC klasik, bahkan latar waktunya pun tetap sama. Dan menurutku, ini keputusan tepat, di mana unsur budaya masa itu seperti mading, radio, puisi, buku loak, dan suasana sekolah era pra-digital yang sangat lekat dengan AADC, akan tetap relevan dan menggugah kenangan.
Mengubah film romansa remaja menjadi musikal adalah langkah berani. Riri Riza memberi ruang baru bagi emosi untuk disampaikan lewat lagu dan pertunjukan koreografi. Lagu-lagu legendaris AADC diaransemen ulang, dinyanyikan langsung oleh para cast, plus ada beberapa lagu baru yang catchy.
Dri sisi akting, semua pemain memberi energi muda nan segar. Ada yang masih kaku, namun wajar karena ini adalah debut. Tapi begitu masuk ke adegan musikal, semuanya tetap magical. Dari sisi vokal, kemampuan tiap pemain pun berbeda-beda. Ada yang outstanding, ada juga yang pas-pasan, tapi anehnya justru nggak terlalu mengganggu, malah memberikan kesan natural.
Leya berhasil menghidupkan Cinta dengan karisma yang mirip versi aslinya, sementara El Putra mampu mengimbangi sebagai Rangga yang dingin dan misterius. Di sisi lain, Jasmine tampil paling mencuri perhatian sebagai Alya.
Dari sisi sinematografi dan visual, film ini tentu terasa lebih matang. Set yang dipilih berhasil menghadirkan nuansa 2000-an dengan apik, dari detail ruang kelas, warna poster mading, metromini sampai suasana kafe. Tone visual yang teduh bikin penonton langsung terbawa ke masa itu tanpa terasa dipaksakan.
R&C bukan usaha untuk menghapus AADC lama, melainkan tawaran alternatif untuk menghidupkan lagi kisah remaja legendaris ini dalam format berbeda. Mungkin tidak sempurna, tapi cukup berani dan jujur dalam gayanya sendiri, dan justru di situlah letak keistimewaannya. Bagi siapa pun yang ingin sejenak melarikan diri dari hiruk pikuk kehidupan, datang ke bioskop, duduk manis, dan nyimak, film ini akan menghadiahkan perasaan nostalgik yang hangat. Persis rasa yang dulu kita dapat waktu pertama kali kenal Rangga dan Cinta.
Rating: 8,5/10
Review by Irfanharr

Komentar
Posting Komentar