Langsung ke konten utama

Companion: Karena Bukan Cuma Manusia yang Bisa Tersakiti

  Sinopsis Companion Iris (diperankan oleh Sophie Thatcher) awalnya tampak sebagai wanita muda biasa yang jatuh cinta pada Josh (Jack Quaid). Mereka merencanakan akhir pekan romantis di rumah danau milik Sergey (Rupert Friend), bersama teman-teman mereka: Kat (Megan Suri), Eli (Harvey GuillĂ©n), dan Patrick (Lukas Gage). Namun, suasana berubah drastis ketika Sergey mencoba menyerang Iris secara seksual. Dalam upaya membela diri, Iris membunuhnya. Saat kembali ke rumah dengan panik, Josh memerintahkannya untuk "tidur", dan Iris pun blackout. Ketika terbangun, Iris mendapati dirinya terikat dan diberi tahu oleh Josh bahwa dia sebenarnya adalah robot pendamping yang disewa dari perusahaan teknologi Empathix. Emosi dan kecerdasannya dapat dikendalikan melalui aplikasi di ponsel Josh. Melalui serangkaian peristiwa, akhirnya Iris dapat bebas dari kendali manusia. Dan ia menyadari bahwa masih banyak robot pendamping lain seperti dirinya di dunia. Review Pribadi Companion menggabungka...

Pengepungan di Bukit Duri: Dari Sekolah Rusuh ke Kritik Sosial yang Menohok

Pengepungan di Bukit Duri: Dari Sekolah Rusuh ke Kritik Sosial yang Menohok

 Sinopsis Pengepungan di Bukit Duri

Film ini berlatar tahun 2027, saat Indonesia dilanda kerusuhan sosial yang parah. Edwin, seorang guru pengganti, ditugaskan mengajar di SMA Bukit Duri, sekolah yang dikenal dengan siswa-siswa bermasalah. Namun, tujuan utamanya bukan sekadar mengajar; ia mencari keponakannya yang hilang, sebagai janji kepada kakaknya yang telah meninggal .

SMA Bukit Duri bukan sekolah biasa. Kekerasan dan intimidasi adalah hal sehari-hari di sana. Edwin harus menghadapi murid-murid yang brutal, termasuk Jefri, pemimpin geng yang sadis dan rasis . Situasi semakin memburuk ketika kerusuhan melanda kota, dan Edwin bersama beberapa guru lainnya terjebak di dalam sekolah, dikepung oleh murid-murid yang mengancam nyawa mereka .

Film ini tidak hanya menyajikan aksi menegangkan, tetapi juga mengangkat isu sosial seperti diskriminasi, kekerasan di sekolah, dan ketidakadilan sistemik. Melalui cerita yang intens, penonton diajak merenungkan kondisi masyarakat dan pentingnya persatuan .

Review Pribadi

Joko Anwar membawa penonton ke tahun 2027, masa depan yang tidak terlalu jauh, saat negara berada di titik rawan akibat diskriminasi dan kebencian yang semakin meluas. Di tengah kekacauan sosial ini, hadir Edwin (Morgan Oey), seorang guru pengganti yang ditugaskan di SMA Duri—sekolah bagi anak-anak bermasalah. Namun misi Edwin jauh lebih personal: mencari keponakannya yang hilang sebagai bentuk menepati janji kepada kakaknya yang telah tiada.

Film ini dengan berani membongkar “luka lama” bangsa—isu SARA, represi, dan kekerasan kolektif yang masih terasa relevan hingga kini. Meski plot ceritanya terbilang "lebih ringan" dibanding karya Joko sebelumnya, babak ketiganya justru jadi salah satu yang paling memuaskan secara teknis dan naratif.

Penampilan Morgan Oey dan Omara Esteghlal patut diacungi jempol. Keduanya secara apik membangun intensitas yang kuat, karakter yang secara fisik tampil strong nan gahar, namun menyimpan luka yang paling sakit. Sementara para ensemble cast lain ikut menghidupkan atmosfer mencekam SMA Duri, dan ya, suasana fun di Bar Wijaya. Secara teknis, film ini unggul dalam sinematografi, scoring, dan detail visual yang memperkuat pesan-pesannya.

Sebenarnya, ada kelemahan pada penyampaian latar belakang beberapa karakter yang terasa masih menggantung. Joko tampak terlalu yakin bahwa penontonnya sudah familiar dengan gaya sinemanya, sehingga “penonton baru” bisa saja kebingungan memahami keseluruhan konteks.

Film ini bukan film horor, tapi sensasinya lebih horor—karena ia memaparkan ketakutan yang nyata: kegagalan sistem, kekerasan dalam menyelesaikan, serta sejarah asli yang tak kunjung sembuh. Pengepungan di Bukit Duri bukan sekadar tontonan, tapi peringatan penting yang menggigit.

Perlu diperhatikan, film ini memuat tema-tema sensitif yang bisa sangat triggering. Film ini tidak memberikan jarak yang nyaman antara realitas dan fiksi, oleh karena itu, diperlukan pertimbangan matang sebelum menontonnya.

Rating: 8,5/10

Review by Irfanharr

Baca juga: Strange Darling: Kisah Perburuan dengan Alur Nonlinear

Follow akun Instagram Seenema id untuk berbagai review film bagus lainnya!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kuasa Gelap: Horor Religi Katolik Indonesia ala The Priests

  Sinopsis Kuasa Gelap Kuasa Gelap adalah film horor Indonesia yang dirilis pada 3 Oktober 2024, mengangkat tema eksorsisme dalam tradisi Katolik. Cerita berpusat pada Romo Thomas (Jerome Kurnia), yang mengalami krisis iman setelah kehilangan ibu dan adiknya dalam kecelakaan tragis.  Saat berniat mengundurkan diri, ia diberi tugas terakhir untuk membantu Romo Rendra (Lukman Sardi) melakukan eksorsisme terhadap Kayla (Lea Ciarachel), sahabat mendiang adiknya, yang mengalami kerasukan setelah bermain jelangkung untuk memanggil arwah ayahnya.  Selama proses eksorsisme, Romo Thomas dan Romo Rendra menghadapi iblis yang lebih kuat dari perkiraan mereka. Situasi semakin rumit ketika terungkap bahwa Maya (Astrid Tiar), ibu Kayla, menyimpan masa lalu kelam yang berkontribusi pada kerasukan tersebut. Iblis tidak hanya mengancam nyawa Kayla, tetapi juga Maya dan orang-orang di sekitar mereka. Review Pribadi Kuasa Gelap bisa dibilang salah satu horor religi Katolik pertama di Indone...

Jumbo: Petualangan Anak Berhati Besar yang Menghangatkan Hati

Sinopsis Jumbo Film animasi Indonesia berjudul "Jumbo" yang dirilis pada 31 Maret 2025 mengisahkan tentang Don, seorang anak laki-laki yang sering diejek karena tubuhnya yang besar.  Don memiliki buku dongeng peninggalan orang tuanya yang berjudul Pulau Gelembung dan berkeinginan untuk mementaskannya dalam sebuah pertunjukan bakat. Namun, seorang perundung bernama Atta mencuri buku tersebut, membuat Don putus asa. Dalam keputusasaan, Don bertemu dengan Meri, seorang gadis kecil misterius. Meri menemui Don untuk meminta bantuan demi menemukan orang tuanya.  Pertemuan ini membawa Don dan teman-temannya, Mae dan Nurman, dalam petualangan yang penuh makna. Sepanjang prosesnya, mereka harus menghadapi berbagai tantangan yang menguji keberanian dan persahabatan mereka. Review Pribadi Jumbo adalah salah satu film yang meramaikan libur Lebaran kali ini. Sebuah film animasi lokal yang berhasil mencuri perhatian dengan pendekatan cerita yang ringan namun penuh makna. Alurnya sangat mud...

The Zen Diary: Film tentang Hidup yang (Seharusnya) Selaras dengan Alam

  Sinopsis The Zen Diary ​"The Zen Diary" adalah film Jepang tahun 2022 yang disutradarai oleh Yuji Nakae, diadaptasi dari esai karya Tsutomu Mizukami. Film ini mengisahkan kehidupan Tsutomu (diperankan oleh Kenji Sawada), seorang penulis esai yang memilih tinggal sendiri di pegunungan Nagano. Dalam kesehariannya, Tsutomu menulis, memasak makanan sederhana menggunakan sayuran yang ia tanam, dan jamur yang ia kumpulkan dari hutan sekitarnya. ​ Kehidupan Tsutomu yang tenang sesekali terganggu oleh kunjungan Machiko (diperankan oleh Takako Matsu), editornya yang juga menjadi teman dekat dan minat cintanya. Machiko sering datang untuk meminta naskah terbaru sekaligus menikmati masakan Tsutomu. Meskipun Tsutomu tampak puas dengan rutinitasnya, ia masih bergulat dengan kenangan mendiang istrinya, yang telah meninggal 13 tahun lalu, dan belum menyebarkan abunya. ​ Film ini mengeksplorasi kehidupan sederhana yang selaras dengan alam, menampilkan proses memasak yang membutuhkan ...