Langsung ke konten utama

A Working Man: Jason Statham Tampil Gahar dengan Gaya Blue-Collar

Sinopsis A Working Man Levon Cade (Jason Statham) adalah mantan Royal Marine Commando yang kini bekerja sebagai mandor konstruksi di Chicago. Ia tak hanya mencintai pekerjaannya, tapi juga menjalin ikatan erat dengan keluarga majikannya, Garcia—Joe, Carla, dan putri mereka, Jenny. Di samping itu, Levon tengah berjuang untuk mendapat hak asuh anaknya sendiri, Merry, setelah kematian istrinya dan konflik dengan mertuanya yang menolak ia bertemu anaknya. Dalam suatu malam, Jenny diculik oleh sindikat Bratva (mafia Rusia). Orangtuanya melapor ke polisi tapi tak mendapat hasil, hingga mereka meminta bantuan kepada Levon. Awalnya, Levon menolak karena ingin menjauhi masa lalunya. Namun setelah didesak oleh sahabatnya, Gunny (teman veteran buta yang pernah berperang bersamanya), ia pun setuju. Review Pribadi Well, ini sebuah film banal sebenarnya. Mantan sesuatu yang jagoan jadi orang biasa, terus harus nolong orang. Bener-bener cuma “jualan” nama Statham. Dan, yah seperti biasa, Statham mema...

The Zen Diary: Film tentang Hidup yang (Seharusnya) Selaras dengan Alam

 

The Zen Diary: Film tentang Hidup yang (Seharusnya) Selaras dengan Alam

Sinopsis The Zen Diary

​"The Zen Diary" adalah film Jepang tahun 2022 yang disutradarai oleh Yuji Nakae, diadaptasi dari esai karya Tsutomu Mizukami. Film ini mengisahkan kehidupan Tsutomu (diperankan oleh Kenji Sawada), seorang penulis esai yang memilih tinggal sendiri di pegunungan Nagano. Dalam kesehariannya, Tsutomu menulis, memasak makanan sederhana menggunakan sayuran yang ia tanam, dan jamur yang ia kumpulkan dari hutan sekitarnya. ​

Kehidupan Tsutomu yang tenang sesekali terganggu oleh kunjungan Machiko (diperankan oleh Takako Matsu), editornya yang juga menjadi teman dekat dan minat cintanya. Machiko sering datang untuk meminta naskah terbaru sekaligus menikmati masakan Tsutomu. Meskipun Tsutomu tampak puas dengan rutinitasnya, ia masih bergulat dengan kenangan mendiang istrinya, yang telah meninggal 13 tahun lalu, dan belum menyebarkan abunya. ​

Film ini mengeksplorasi kehidupan sederhana yang selaras dengan alam, menampilkan proses memasak yang membutuhkan kesabaran dan ketelatenan, serta interaksi hangat antara Tsutomu dan orang-orang di sekitarnya. Visual film ini memanjakan mata dengan pemandangan hutan dan pegunungan, serta tampilan masakan yang menggugah selera. ​

Review Pribadi

“12 months of seasons, 12 months of gratitude.”

Demikian yang tertulis di poster.

Dimulai di bulan Maret ketika salju masih menutupi pegunungan tempat Tsutomu tinggal, cerita pun bergerak santai bulan demi bulan, musim demi musim.

Tsutomu diceritakan sedang dalam proses menuliskan kesehariannya untuk diterbitkan di majalah. Sesekali akan ada Machiko, editornya, yang datang untuk mengecek perkembangan tulisan sekaligus menikmati masakan Tsutomu.

Keseharian Tsutomu di film ini setidaknya bicara tentang tiga hal; menyiapkan bahan masakan, memasak makanan, dan menikmati makanan.

Kutipan di awal soal musim, erat kaitannya dengan hidup (baca: makan) selaras dengan alam. Yang tumbuh di musim itu, itulah yang dimasak/makan. Bila berlebih, awetkan untuk dinikmati di musim lainnya.

Soal memasak makanan, Tsutomu mendapat pengaruh besar dari masa singkat hidupnya bersama pendeta Zen (hence, The Zen Diary). Yang ia pelajari, “Berikan perhatian penuhmu pada bahan-bahannya dan perlakukan dengan hati-hati. Benamkan dirimu dalam setiap proses. Jangan menganggapnya sebagai sekadar proses menyiapkan.”

Kalimat tersebut tergambarkan dengan memuaskan di setiap adegan memasak. Seolah-olah memasak merupakan kegiatan sakral bagi Tsutomu.

Soal menikmati makanan, ada beberapa adegan yang memperlihatkan acara makan bersama. Food, indeed, tastes the best when eaten together. Selain itu, production wise, adegan makan bersama ini menciptakan dinamika bagi film.

Selain soal makanan, melihat keseharian Tsutomu hidup sendiri, di daerah pegunungan, berdampingan dengan alam, seperti mengajak orang kota yang hidupnya serba cepat untuk memikirkan kembali nosi slow living.

Menonton The Zen Diary, bikin ingat Perfect Days (2023) yang belum lama saya tonton. Keduanya menawarkan hidup yang biasa, kegiatan repetitif, namun bagi si pelaku, keseharian seperti itu justru meditatif. Tertarik?

Rating 9/10

Review by @mandewi

Baca juga: Dune: Part Two – Epik Sci-Fi yang Masih Tetap Grande dan Memukau

Follow akun Instagram Seenema.id untuk berbagai review film bagus lainnya!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kuasa Gelap: Horor Religi Katolik Indonesia ala The Priests

  Sinopsis Kuasa Gelap Kuasa Gelap adalah film horor Indonesia yang dirilis pada 3 Oktober 2024, mengangkat tema eksorsisme dalam tradisi Katolik. Cerita berpusat pada Romo Thomas (Jerome Kurnia), yang mengalami krisis iman setelah kehilangan ibu dan adiknya dalam kecelakaan tragis.  Saat berniat mengundurkan diri, ia diberi tugas terakhir untuk membantu Romo Rendra (Lukman Sardi) melakukan eksorsisme terhadap Kayla (Lea Ciarachel), sahabat mendiang adiknya, yang mengalami kerasukan setelah bermain jelangkung untuk memanggil arwah ayahnya.  Selama proses eksorsisme, Romo Thomas dan Romo Rendra menghadapi iblis yang lebih kuat dari perkiraan mereka. Situasi semakin rumit ketika terungkap bahwa Maya (Astrid Tiar), ibu Kayla, menyimpan masa lalu kelam yang berkontribusi pada kerasukan tersebut. Iblis tidak hanya mengancam nyawa Kayla, tetapi juga Maya dan orang-orang di sekitar mereka. Review Pribadi Kuasa Gelap bisa dibilang salah satu horor religi Katolik pertama di Indone...

Sorop: Antara Potensi Besar dan Eksekusi Setengah Matang

Sinopsis Sorop Film Sorop (2024) adalah film horor Indonesia yang disutradarai oleh Upi Avianto dan diadaptasi dari thread viral karya SimpleMan.  Cerita film ini berfokus pada dua saudara kandung, Hanif dan Isti, yang kembali ke rumah masa kecil mereka di sebuah desa terpencil setelah menerima kabar bahwa Pakde Khair, kerabat dekat mereka, sedang sakit keras. Namun, sesampainya di sana, Pakde Khair meninggal secara misterius di depan mata mereka.  Setelah kematian Pakde, Hanif dan Isti mulai mengalami gangguan gaib, terutama saat menjelang waktu magrib, yang dalam kepercayaan Jawa dikenal dengan istilah "sorop", yakni waktu ketika makhluk halus dipercaya mulai berkeliaran. Mereka menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan rumah tersebut.  Penelusuran keduanya mengungkap bahwa Pakde Khair pernah menjalankan ritual gaib bernama "Puasa Sorop". Dalam ritual ini, orang yang melakukannya hanya berbuka dengan tanah dari kuburan. Tujuan dari ritual tersebut tidak ...

Jumbo: Petualangan Anak Berhati Besar yang Menghangatkan Hati

Sinopsis Jumbo Film animasi Indonesia berjudul "Jumbo" yang dirilis pada 31 Maret 2025 mengisahkan tentang Don, seorang anak laki-laki yang sering diejek karena tubuhnya yang besar.  Don memiliki buku dongeng peninggalan orang tuanya yang berjudul Pulau Gelembung dan berkeinginan untuk mementaskannya dalam sebuah pertunjukan bakat. Namun, seorang perundung bernama Atta mencuri buku tersebut, membuat Don putus asa. Dalam keputusasaan, Don bertemu dengan Meri, seorang gadis kecil misterius. Meri menemui Don untuk meminta bantuan demi menemukan orang tuanya.  Pertemuan ini membawa Don dan teman-temannya, Mae dan Nurman, dalam petualangan yang penuh makna. Sepanjang prosesnya, mereka harus menghadapi berbagai tantangan yang menguji keberanian dan persahabatan mereka. Review Pribadi Jumbo adalah salah satu film yang meramaikan libur Lebaran kali ini. Sebuah film animasi lokal yang berhasil mencuri perhatian dengan pendekatan cerita yang ringan namun penuh makna. Alurnya sangat mud...